Oleh : Moh. Fathor Rois*
machan – Ketika Warga Menjadi Solusi Bagi Sesama di sejumlah wilayah, masyarakat sipil menunjukkan keteladanan luar biasa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial secara mandiri. Ketika jembatan rusak menghambat aktivitas, ketika rumah warga tak layak huni mengancam keselamatan, ketika jalan-jalan berlubang mengganggu mobilitas harian—semua itu tidak selalu menunggu kehadiran tangan-tangan kekuasaan.
Warga sekitar bergerak. Dengan gotong royong dan kekuatan swadaya, mereka memperbaiki, membangun, dan menyelamatkan kondisi sosial yang mestinya menjadi tanggung jawab negara.
Fenomena ini bukan sekadar bentuk kemandirian praktis, tapi juga cerminan nilai luhur yang telah lama menjadi identitas bangsa: gotong royong.
Masyarakat sipil memang sepatutnya terus membangun semangat kemandirian ini, selama masih memungkinkan untuk diperjuangkan secara kolektif dan swadaya. Sebab, mengandalkan bantuan pemerintah kerap justru menyeret persoalan-persoalan baru yang tak sedikit menimbulkan kelelahan sosial dan mental.
Setidaknya ada empat masalah besar yang mengintai ketika masyarakat menggantungkan harapan pada negara:
1. Birokrasi yang Berbelit
Prosedur panjang dan berlapis-lapis sering kali mematahkan semangat dan mengulur waktu penyelesaian masalah yang sebenarnya mendesak.
2. Penyunatan Bantuan
Fakta lapangan kerap menunjukkan bahwa bantuan yang dijanjikan atau disalurkan sering tak sampai dalam jumlah utuh, menyisakan kecurigaan dan luka kepercayaan.
3. Politik Balas Dendam
Sebagian pejabat menyalahgunakan wewenangnya dengan menyelipkan dendam politik dalam pemberian layanan publik. Warga yang berbeda pandangan politik bisa saja terabaikan dalam daftar penerima bantuan.
4. Kepentingan Silang dalam Kekuasaan
Tak sedikit pejabat yang berdiri di tengah pusaran tiga kepentingan: atasan yang melantiknya, rakyat yang memilihnya, dan pemodal politik yang menanamkan modal. Ketika ketiga kepentingan itu saling bertentangan, rakyat kerap tak lagi menjadi prioritas.
Di tengah kondisi seperti ini, menjadi mandiri bukan hanya pilihan praktis, melainkan bentuk keberanian dan kehormatan. Warisan kemanusiaan berupa gotong royong adalah modal sosial yang tak boleh hilang hanya karena janji-janji kekuasaan.
Maka, masihkah kita akan mengandalkan pemerintah menyelesaikan masalah kita?
*Tokoh Masyarakat desa Gapura Timur