machan – Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang tak kunjung digelar meski masa jabatan kepengurusan telah berakhir, memantik protes dari berbagai kalangan pemuda, Sabtu (5/7/25).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Sumenep, Roni Ardiyanto, menyoroti inkonsistensi pelaksanaan Musda yang dinilai bertentangan dengan hasil Rapat Pimpinan Daerah (Rapimpurda) sebelumnya.
Roni menegaskan, keputusan dan mekanisme Musda tidak mencerminkan kesepakatan Rapimpurda yang telah menetapkan pelaksanaan Musda pada 25 Mei 2025 dengan alasan menyesuaikan jadwal Pemilu.
“Kami melihat ada inkonsistensi yang berpotensi menciderai proses demokrasi pemuda Sumenep,” tegasnya.
Ia mengkritik keras praktik yang berpotensi merusak integritas forum pemuda dan menyerukan seluruh organisasi kepemudaan untuk tidak diam.
“Pemuda Sumenep jangan sampai mandul hanya karena kepentingan segelintir orang,” sindir Roni.
GMNI Sumenep berencana mengambil langkah strategis untuk mendorong evaluasi Musda dan mengawal regenerasi kepemudaan yang transparan dan konstitusional.
“Kami akan pastikan semangat reformasi dan kebersamaan pemuda tidak dikhianati,” pungkasnya.
Bubarnya kepengurusan KNPI Sumenep tanpa regenerasi yang jelas semakin memperlihatkan krisis kepemimpinan pemuda di daerah ini.