machan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STKIP PGRI Sumenep Posko 25 Desa Romben Guna menggelar program “Sehari Bersama Nelayan” pada Senin, (28/7/25). Program ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan para nelayan di desa tersebut dan menjadi ajang silaturahmi antara mahasiswa dan masyarakat.
Dalam kesempatan ini, para mahasiswa berkesempatan mewawancarai Abdur Rahem, selaku Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Romben Guna, sekitar pukul 15.00 WIB. Pertanyaan utama yang diajukan adalah mengenai persentase masyarakat Romben Guna yang berprofesi sebagai nelayan.
“Di sini, sekitar 25% masyarakat berprofesi sebagai nelayan, sedangkan 75% lainnya adalah petani,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan eksistensj tradisi nelayan di Dusun Babakol, yaitu “Pettik Laut” Tradisi ini merupakan rokat tase’ atau selamatan laut, yang biasa dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan yang melimpah.
“Banyak nelayan di sini yang kini memilih merantau ke Jakarta untuk bekerja di toko kelontong karena dirasa lebih menguntungkan,” ujarnya.
Di akhir ia menambahkan bahwa biaya operasional melaut saat ini cenderung besar, namun pendapatan yang dihasilkan seringkali tidak sepadan.
Program “Sehari Bersama Nelayan” ini bukan hanya sekadar observasi, melainkan juga wadah bagi mahasiswa KKN Posko 25 untuk membangun tali silaturahmi dan memahami lebih dekat dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir di Romben Guna.