machan – Upaya pemberdayaan perempuan melalui inovasi pertanian mulai menunjukkan geliatnya di Desa Jimbaran Wetan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Subkelompok 4 NR3 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menginisiasi pelatihan bercocok tanam dengan sistem hidroponik yang dirancang khusus bagi ibu-ibu PKK setempat.
Program pelatihan ini mengusung dua metode, yaitu Wick System dan Deep Flow Technique (DFT), dengan pendekatan praktik langsung agar peserta dapat memahami sekaligus menerapkan teknik secara mandiri. Pelatihan ini merupakan bagian dari tema besar KKN 2025, yakni “Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa”.
“Pelatihan ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga menekankan praktik nyata. Kami ingin menciptakan transfer pengetahuan yang berkelanjutan,” ujar Sigmayuriza Devinnandy Trisnanda, ketua subkelompok dari Prodi Arsitektur Fakultas Teknik.
Gagasan pelatihan hidroponik sendiri muncul dari aspirasi para anggota PKK yang menginginkan cara bertanam yang efisien dan ramah lahan sempit. Dukungan penuh datang dari tokoh lokal seperti Ibu Runi Erawati dan Ketua PKK RW, Ibu Sri Wahyuni, yang aktif memfasilitasi tempat, logistik, serta mendorong partisipasi warga.
Menurut Agam Prasitiyo, anggota subkelompok dari Prodi Teknik Elektro, keterlibatan warga bukan hanya memperlancar jalannya program, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi rumah tangga melalui sistem pertanian modern yang hemat ruang dan waktu.
Antusiasme peserta pun tinggi. “Pelatihan ini sangat membantu saya mengatasi kendala teknis dalam kebun hidroponik pribadi,” ujar Ibu Runi.
Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Dia Puspitasari, berharap kolaborasi ini dapat menjadi bentuk nyata implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi sekaligus memperkuat sinergi kampus dan masyarakat.
Melalui inisiatif sederhana namun berdampak ini, mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menegaskan komitmen mereka dalam mendukung desa yang lebih mandiri dan berdaya.