machan – Dunia kehilangan salah satu sosok inspiratif di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Atiqurrahman (Kak Atiq) Ketua Generasi Emas Nusantara (GEN) Sumenep, telah meninggalkan kita untuk selamanya, pada Senin (12/3/25) setelah berjuang melawan penyakit lambung yang dideritanya.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan Generasi Emas Nusantara yang selama ini dibimbingnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Dalam perjalanan hidupnya, Kak Atiq telah mewakafkan semangat juangnya untuk membina pemuda-pemudi Sumenep. Mulai dari Gerakan Pramuka hingga GEN, sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan karakter, pendidikan, dan kepemimpinan serta jejaring generasi muda.
Sosoknya dikenang sebagai pribadi yang tulus, rendah hati, dan pantang menyerah, sebuah teladan nyata dari nilai-nilai kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi tantangan hidup.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Muhammad Romli (Ketua GEN Jawa Timur) yang merupakan sahabat seperjuangan Kak Atiq.
“Kak Atiq telah memberikan teladan bagi kita, tentang dedikasi tanpa pamrih dalam membina Generasi Muda. Sebagai Ketua GEN Sumenep, Kak Atiq tidak hanya sekadar memimpin, tetapi juga menjadi sosok mentor, sahabat, dan inspirator bagi banyak anak muda. Ia percaya bahwa kesabaran dan keikhlasan adalah kunci dalam mendidik generasi,” ungkap Romli sembari tak kuasa membendung air mata.
Dalam setiap kegiatan, ia selalu menekankan pentingnya Kesabaran dalam menghadapi proses perubahan dan menjalaninya dengan penuh ketekunan.
Kak Atiq diketahui menderita penyakit lambung yang cukup serius. Namun, ia tak pernah mengeluh. Justru, ia menjadikan sakitnya sebagai media untuk mengajarkan ketabahan.
Seperti kata mutiara yang sering ia kutip;
“Kala musibah datang menimpa, maka segera kenakan pakaian sabar. Dengan sabar, musibah yang terjadi akan membuka jalan bagi datangnya nikmat.”
Ia tetap aktif berkegiatan dan memberikan motivasi kepada pengurus GEN, meski dalam kondisi sakit. Terakhir ia membersamai teman-teman GEN di acara Ngabuburit bulan Ramadan kemarin.
Kak Atiq mewariskan semangat “Guyub Rukun” dalam membangun Sumenep. Ia percaya bahwa Tanpa kebersamaan, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sumenep di masa yang akan datang hanyalah impian.
Kesabaran dan Keikhlasan dalam Perspektif Kak Atiq, ia adalah pribadi yang sangat menghayati makna sabar dan ikhlas. Bahkan yang selalu ditekankan kepada kader-kadernya, adalah ikhlas dan sabar: “Ikhlas itu sulit. Tapi, hidup tanpa keikhlasan jauh lebih sulit, dan Kesabaran itu pahit, tetapi buahnya manis.” Ucapnya berulang-ulang semasih hidup.
Ia juga meyakini, bahwa hidup ini dipergilirkan satu sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Barangsiapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.
Kak Atiq mungkin telah pergi, tetapi semangat, ketulusan, dan kesabarannya tetap hidup dalam setiap langkah Generasi Muda Kabupaten Sumenep. Selamat jalan kak, surga menantimu.