machan – Ribuan pengunjung, warga lokal maupun wisatawan membanjiri halaman Museum Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk menyaksikan kemeriahan Festival Jaran Serek 2025 pada Senin (05/05/25). Acara yang termasuk dalam Kalender Event Daerah ini tidak hanya menjadi sarana hiburan tahunan, tetapi juga wujud pelestarian budaya leluhur masyarakat Madura.
Festival ini menampilkan parade kuda hias (Jaran Serek) yang dihiasi dengan gemerlap kostum warna-warni, diiringi alunan musik tradisional Saronen dan tarian khas Madura. Antusiasme terlihat dari seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa, yang turut menari dan bersorak mengikuti irama musik yang penuh semangat.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan upaya serius untuk mempertahankan identitas budaya Madura.
“Ini bukan sekadar hiburan, melainkan komitmen kami untuk menjaga dan menghidupkan identitas budaya Madura yang merupakan warisan nenek moyang agar tetap hidup,” ujarnya.
Selain pertunjukan seni, Festival Jaran Serek 2025 juga menampilkan stan kuliner khas Madura dan pameran budaya yang mengulas sejarah serta filosofi di balik tradisi Jaran Serek. Pameran ini menjadi media edukasi bagi generasi muda dan pengunjung dari luar daerah untuk lebih memahami kekayaan budaya setempat.
“Budaya bukan hanya milik masa lalu, melainkan aset berharga untuk masa depan,” tambah Bupati Fauzi.
Sejak digelar pertama kali pada 2020, festival ini telah menjadi agenda tahunan yang mendorong pelestarian budaya, terutama di Sumenep sebagai wilayah timur Madura yang kaya nilai tradisi.
“Melestarikan budaya berarti menjaga warisan leluhur, selain memperkuat jati diri kegiatan semacam ini juga membawa dampak positif terhadap ekonomi masyarakat,” pungkas Fauzi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat, Festival Jaran Serek 2025 membuktikan bahwa tradisi tetap relevan di zaman modern, sekaligus mendongkrak pariwisata dan ekonomi kreatif di Sumenep, Madura.