machan – Pandemi Covid-19 pada 2020 telah mengubah banyak hal, termasuk menjadi titik awal lahirnya inovasi di Desa Ponteh, Kecamatan Galis, Pamekasan. Saat aktivitas masyarakat dibatasi, seorang warga bernama Faishal justru menemukan peluang usaha dari hal sederhana: minuman tradisional sinom buatan sang istri, Ibu Sri.
Berawal dari kebiasaan menyuguhkan minuman segar bagi suami, Ibu Sri meracik campuran gula tebu, asam Jawa, daun asam, kunyit, temulawak, dan sedikit natrium benzoat. Rasanya segar, asam-manis khas sinom, dengan khasiat menyehatkan tubuh. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama Sinom Neng Sri, sebagai penghargaan kepada sang peracik pertama.
Seiring waktu, ide sederhana ini berkembang menjadi usaha rumahan. Pada 2021, ketika situasi pandemi mulai mereda, Sinom Neng Sri mulai dipasarkan lebih luas. Awalnya hanya dijual di lingkungan sekitar desa, namun kini telah menembus pasar lintas kabupaten, meliputi Sumenep, Sampang, hingga Bangkalan. Produk ini pun sudah mengantongi izin BPOM RI MD dan sertifikat halal, memastikan kualitas dan keamanan bagi konsumen.
Minggu (10/8/25), mahasiswa KKN Posko 07 Universitas PGRI Sumenep mengunjungi UMKM ini. Kunjungan ini bertujuan untuk silaturahmi, menjalin kerja sama, sekaligus memberikan pelatihan pemasaran digital. “Bisnis seperti ini harus dilestarikan, karena selain menjadi aset desa, juga memberi manfaat luar biasa bagi kesehatan masyarakat,” ujar Moh Ali Banun Kalim, Koordinator Desa KKN Posko 07.
Dengan strategi pemasaran yang lebih modern, diharapkan Sinom Neng Sri semakin dikenal luas dan mampu bersaing di pasar yang lebih besar.
Bagi pecinta minuman herbal yang ingin merasakan kesegaran alami dengan sentuhan tradisi, Sinom Neng Sri adalah pilihan tepat,minuman sehat, lezat, dan sarat cerita dari Desa Ponteh.