machan – Limbah pelepah pisang yang sering terabaikan ternyata menyimpan potensi ekonomi yang besar. Hal inilah yang coba ditularkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Annuqayah (UA) Posko 01 kepada para pelajar di Yayasan Ta’limus Shibyan, Kolpo, Batang-Batang. Pada Ahad, (14/9/25).
Sebuah pelatihan inovasi kerajinan tangan ramah lingkungan sukses digelar baru-baru ini, diikuti dengan antusias oleh 20 anggota OSIS setempat.
Kegiatan yang berlangsung interaktif dan meriah ini bertujuan mengubah sudut pandang masyarakat, khususnya generasi muda, agar melihat limbah sebagai bahan baku untuk kreasi yang memiliki nilai guna dan nilai jual.
Acara dibuka dengan pemaparan materi oleh Lailatus Shobibatir Rohmah, yang menjelaskan secara detail besar potensi pelepah pisang sebagai bahan baku kerajinan yang ramah lingkungan. Ia menekankan bahwa dengan pengolahan yang tepat, tumpukan pelepah pisang bisa disulap menjadi produk unik dan bernilai ekonomi.
“Harapannya, kegiatan ini bisa memacu semangat kreativitas dan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal yang ada di desa,” ujar Ketua Posko 01 KKN Universitas Annuqayah dalam sambutannya.
Usai sesi teori, pelatihan dilanjutkan dengan praktik pembuatan kerajinan secara langsung. Para peserta didampingi langsung oleh mahasiswa KKN untuk mengolah pelepah pisang menjadi berbagai produk fungsional.
Dengan penuh semangat, para siswa berkreasi menghasilkan beragam karya, seperti kaligrafi, tempat tisu, hingga wadah untuk kapur dan penghapus. Proses ini tidak hanya melatih keterampilan tetapi juga membangun rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan siswa.
Kepala Sekolah Ta’limus Shibyan beserta Pembina OSIS menyambut baik dan memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan pelatihan ini. Menurutnya, program ini sangat relevan mengingat banyaknya pohon pisang di lingkungan sekitar sekolah.
“Pelepah pisang yang sebelumnya dibiarkan tanpa guna, kini bisa diubah menjadi produk kerajinan yang fungsional, indah, dan bahkan berpotensi menjadi ikon sekolah,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar pelatihan keterampilan, kegiatan ini dinilai efektif untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini kepada siswa melalui jalan kreativitas dan inovasi.
Pelatihan ini membuktikan bahwa kreativitas tidak memerlukan bahan yang mahal, melainkan bisa dimulai dari memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar. Pihak sekolah berharap kegiatan positif ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan sebagai program rutin OSIS untuk membentuk generasi yang kreatif, mandiri, dan peduli lingkungan.